Pemprov Nonjobkan Puluhan Kadis, Pemkot Bengkulu Kapan?

Oleh : Tedi Cho (Jurnalis di Kota Bengkulu)
PEMERINTAH Provinsi Bengkulu baru saja mengguncang peta birokrasi, puluhan kepala dinas dinonjobkan. Langkah ini bikin publik kaget dan pejabat deg-degan. Sebab itu jadi sinyal Gubernur Helmi serius merapikan bawahan.
Lalu, muncul pertanyaan nakal,”Kalau provinsi berani bersih-bersih, Pemkot Bengkulu kapan?”
Ini wajar. Semua tahu Helmi Hasan dan Dedy Wahyudi itu sepaket. Selama berdampingan di Balai Kota, keduanya selalu lengket. Ibarat kopi dan gula, beda rasa tapi senantiasa bersama.
Kini, setelah Gubernur Helmi ngebut dengan Pertek dari BKN dan membebastugaskan puluhan kadis, Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi masih diam. Saat ditanya soal mutasi, jawabannya cuma seulas senyum penuh makna.
Senyum mantan GM RBTV itu makin membuat publik penasaran. Itu senyum yang artinya “sebentar lagi saya bersih-bersih,” atau “saya sudah memaafkan kalian yang dulu menusuk dari belakang.”
Begini ceritanya! Secara historis, banyak pejabat Pemkot tidak mendukung Dedy Wahyudi saat maju Pilkada. Padahal Dedy ini dulunya wakil wali kota mereka. Bukannya dibantu saat berjuang, malah ditinggal di tengah jalan. Istilah halusnya, mereka membelot.
Konon, termasuk di antaranya Pj Wali Kota saat itu, Arif Gunadi. Tak heran, Arif memilih hijrah ke Pemprov Bengkulu. Pindahnya ke Pemprov terkesan bukan promosi, tapi lari sebelum datang badai mutasi.
Ada juga Gita Gama, Kadiskominfo Kota yang sudah bersahabat lama dengan Dedy Wahyudi. Tapi saat Pilkada, justru tercium kabar kalau dia mendukung paslon lain. Bak drama, ada sahabat, ada pengkhianatan. Ending-nya, ada balasan atau pengampunan?
Intinya masih jadi misteri. Apakah Dedy Wahyudi menyusul jejak Helmi? Akan ada gelombang mutasi sebagai bentuk penyegaran? Atau justru Dedy memilih tutup buku lama dan memberi kesempatan?
Untuk sementara, kita hanya bisa membaca kode lewat senyuman. Tapi hati-hati, karena di balik senyum, bisa saja ada gelombang mutasi yang siap menerjang. (*)
1Comment