Helmi Hasan Diserang karena Pangkas Anggaran Publikasi?
BENGKULU — Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menjadi sorotan tajam sejumlah media setelah memutuskan memangkas drastis anggaran publikasi Pemerintah Provinsi Bengkulu dari Rp56 miliar pada tahun 2024 menjadi hanya Rp5 miliar pada tahun 2025.
Kebijakan ini diduga memicu gelombang serangan opini dari berbagai media massa yang sebelumnya menerima aliran dana publikasi miliaran rupiah.
Sebelumnya, dana Diskominfo Provinsi Bengkulu pada tahun 2024, belanja iklan, reklame, film, dan pemotretan tersebar ke puluhan perusahaan, antara lain sebagai contoh :
– PT Media Sarana Televisi Bengkulu – Rp5.046.446.000
– PT Wahana Semesta Bengkulu TV – Rp2.315.000.000
– PT Era Digital Indonesia Cerdas – Rp125.000.000
– PT Satujuang Jaya Abadi – Rp225.000.000
Namun kini, di bawah kepemimpinan Helmi Hasan, Pemprov Bengkulu memilih mengalihkan anggaran tersebut untuk sektor prioritas, yakni pembangunan infrastruktur.
“Kita ingin APBD ini betul-betul untuk rakyat. Bukan sekadar memperindah nama di media, tapi membangun jalan, jembatan, dan fasilitas yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Helmi kepada wartawan.
Data menunjukkan bahwa pada tahun lalu anggaran infrastruktur jalan hanya sebesar Rp10 miliar. Tahun ini, di bawah Helmi, angkanya melonjak drastis menjadi lebih dari Rp600 miliar.
Terkait gelombang serangan dari sejumlah media, Helmi menanggapi dengan tenang dan menyatakan tidak terganggu.
“Saya tidak takut tidak dipilih. Yang pasti kita ingin berbuat untuk Bengkulu — supaya jalan yang karut jadi mulus, jembatan yang rusak jadi bagus.”
Politisi PAN ini pun menegaskan bahwa penilaian akhir bukan berada di tangan media, melainkan rakyat.
“Soal keterpilihan, biarlah rakyat memilih. Mau pemimpin yang bantu rakyat atau pemimpin yang cuma bagus namanya di media,” tegas Helmi.
Bagi Helmi Hasan, keputusannya sudah jelas: APBD untuk rakyat.
