Gubernur Bengkulu Lantik Pengurus LPTQ dan Majelis Taklim Merah Putih
TEDLINE.id – Gubernur Bengkulu Helmi Hasan secara resmi melantik Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Bengkulu Masa Bakti 2025–2030 dan Pengurus Majelis Taklim Merah Putih, bertempat di Masjid Raya Baitul Izzah Kota Bengkulu, Jumat (27/6). Kegiatan ini dirangkaikan dengan Pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) ke-XXVII tingkat Provinsi Bengkulu.
Dalam pelantikan tersebut, Paimat Sholihin ditunjuk sebagai Ketua Harian LPTQ Provinsi Bengkulu, sementara Khairunissa Helmi Hasan dipercaya memimpin Majelis Taklim Merah Putih.
Gubernur Helmi Hasan dalam sambutannya mengajak seluruh pengurus LPTQ yang baru dilantik untuk memperkuat peran dan fungsi lembaga ini sebagai pilar utama dalam pembinaan generasi Qur’ani di Bumi Rafflesia.
“LPTQ bukan sekadar lembaga seremonial yang hanya muncul saat MTQ atau STQ. LPTQ harus hadir secara aktif di tengah masyarakat untuk membina dan membimbing anak-anak kita mencintai Al-Qur’an, memahami, dan mengamalkannya,” tegas Gubernur Helmi.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memajukan tilawah dan pemahaman Al-Qur’an, agar prestasi tidak hanya diraih di tingkat provinsi, tetapi juga nasional hingga internasional.
“Kita ingin anak-anak Bengkulu bisa menjadi qari dan hafidz yang mengharumkan nama daerah. Karena itu, LPTQ harus jadi rumah besar bagi semua potensi yang kita miliki,” tambahnya.
Kepada Majelis Taklim Merah Putih yang juga resmi dikukuhkan, Gubernur Helmi menitipkan harapan besar agar majelis taklim mampu menjadi motor penggerak kebangkitan spiritual dan sosial di tengah masyarakat.
“Majelis taklim harus hadir sebagai cahaya di lingkungan. Tidak hanya dalam dakwah, tetapi juga dalam aksi sosial, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi umat,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kehadiran Majelis Taklim Merah Putih bukan hanya untuk memperkuat syiar Islam, tapi juga memperkokoh semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air.
“Majelis Taklim Merah Putih harus mampu menunjukkan bahwa menjadi muslim yang taat tidak bertentangan dengan semangat nasionalisme. Justru keduanya harus berjalan beriringan,” pungkas Helmi.
