Ekonomi Bengkulu Tumbuh 4,56 Persen pada Triwulan III-2025
TEDLINE.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu melaporkan bahwa perekonomian Bengkulu pada Triwulan III-2025 tumbuh sebesar 4,56 persen (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi Bengkulu mengalami kontraksi sebesar 2,97 persen (quarter-to-quarter). Secara kumulatif hingga triwulan III-2025, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,80 persen (cumulative-to-cumulative).
Dari sisi produksi, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu 10,59 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan (9,94 persen) dan Jasa Lainnya (8,76 persen).
Sebaliknya, dua sektor mengalami kontraksi, yaitu Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (-1,53 persen) serta Pertambangan dan Penggalian (-1,44 persen).
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap struktur ekonomi Bengkulu dengan kontribusi mencapai 30,85 persen. Disusul Perdagangan Besar dan Eceran (13,53 persen) serta Transportasi dan Pergudangan (8,32 persen).
Dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) tumbuh sebesar 5,19 persen, dan menjadi komponen dominan dengan pangsa 60 persen dari total PDRB Bengkulu.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 5,61 persen, diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang naik 3,94 persen.
Sementara itu, Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi -1,72 persen, dan Impor Barang dan Jasa meningkat tipis 0,93 persen.
Secara spasial, Provinsi Bengkulu memberikan kontribusi sebesar 2,07 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Sumatera. Pertumbuhan ekonomi Bengkulu sebesar 4,56 persen menempatkan provinsi ini di peringkat keenam dari sepuluh provinsi di Sumatera.
Berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB Bengkulu pada Triwulan III-2025 mencapai Rp27,68 triliun, sedangkan berdasarkan harga konstan 2010 tercatat Rp14,17 triliun.bps












