Catatan 98 Hari Gubernur Helmi Hasan : Perjuangan Atasi Kelangkaan BBM dan Dangkalnya Alur Pulau Baai

(Oleh : Tedi Cho)*
SESAAT dilantik sebagai Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan langsung dihadapkan pada dua masalah besar: kelangkaan BBM dan dangkalnya alur Pelabuhan Pulau Baai yang mengancam distribusi logistik dan energi di provinsi ini.
Bermula pada 29 Maret 2025, Helmi turun langsung meninjau kondisi alur pelabuhan. Di lokasi, ia menyaksikan bagaimana kapal-kapal kesulitan bersandar karena alur terlalu dangkal. Situasi itu tak hanya mengganggu distribusi barang, tapi juga membuat suplai BBM terancam lumpuh. Tak menunggu lama, Helmi langsung menetapkan status darurat dan meminta Pelindo segera melakukan pengerukan.
Keesokan harinya, 30 Maret, Helmi bergerak cepat meminta jaminan pasokan BBM dari Pertamina. Upaya ini membuahkan hasil. Meskipun distribusi terganggu, Bengkulu tetap aman dari kelangkaan BBM selama Ramadan hingga Idulfitri.
Namun masalah belum selesai. Pada 4 April, masyarakat Enggano mulai terisolir karena kapal pengangkut logistik dan penumpang tak bisa merapat. Helmi kembali mendesak Pelindo, hingga alat berat dan kapal Nera 02 diturunkan untuk pengerukan darurat.
Tak puas dengan solusi sementara, pada 11 April, Helmi terbang ke Jakarta untuk menemui langsung Direktur Utama PT Pelindo. Ia menyampaikan permintaan keras agar pengerukan segera dilakukan. Bahkan dengan tegas, ia memberi ultimatum.
“Jika Pelindo tidak mampu, lebih baik angkat bendera putih. Serahkan saja ke Pemprov.”
Sementara proses berjalan, Helmi tetap memikirkan warga terdampak. Pada 15 April, ia mengirim 16 ton beras ke Enggano sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang terisolasi.
Kemudian, 21 April, ia menyambangi Kementerian Perhubungan untuk mendesak keterlibatan pusat dalam penanganan masalah ini.
Pada 23 Mei, kapal keruk berukuran besar akhirnya tiba di Pelabuhan Pulau Baai. Namun pengerukan belum bisa dimulai karena masih menunggu proses pipanisasi yang memerlukan waktu sekitar sepekan.
Sialnya, pada 25 Mei kelangkaan BBM terjadi. Helmi memanggil Pertamina dan ditemukan penyebabnya: jalur rel Palembang–Lubuk Linggau rusak, sehingga distribusi BBM dari Sumsel tersendat. Stok di Lubuk Linggau kosong. Helmi pun meminta tambahan kuota BBM untuk Bengkulu agar antrean tidak makin panjang.
Pada 26 Mei, mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menuntut solusi kelangkaan BBM. Namun Helmi saat itu sedang dalam rapat maraton bersama Pelindo dan Pertamina serta tengah menangani dampak gempa bumi di wilayah lain. Ia mengutus Asisten untuk menemui massa, namun ditolak. Helmi pilih fokus mengurus teknis penyelesaian krisis.
Hari yang sama, Helmi mendapatkan laporan dari GM Pelindo bahwa pengerukan dijadwalkan bisa dimulai 29 Mei. Keesokan harinya, Helmi kembali memimpin rapat koordinasi dengan GM Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel. Dalam rapat itu terungkap, jumlah truk tangki BBM ke Bengkulu dikurangi drastis, dari 13 hanya tinggal 3. Sebanyak 10 truk lainnya digunakan untuk mengangkut BBM industri. Helmi meminta semua truk kembali digunakan untuk suplai ke masyarakat.
Pada 27 Mei, saat Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming datang ke Bengkulu, Helmi langsung mengajaknya meninjau Pelabuhan Pulau Baai. Di sana, ia memperlihatkan secara langsung bagaimana dangkalnya alur menyebabkan kapal BBM kesulitan masuk. Gibran merespons cepat. Ia langsung perintahkan Pertamina untuk segera menangani kelangkaan BBM di Bengkulu.
Hasilnya langsung terasa. Sehari kemudian, 28 Mei, pasokan BBM berguyur kembali normal dan antrean mulai menghilang secara bertahap, walaupun masih ada.
Helmi Hasan mungkin baru menjabat tiga bulan lebih sedikit. Tapi krisis energi dan logistik yang seharusnya ditangani sejak lama ini, kini sedang ia kawal sendiri. Kapal keruk sudah tiba, pengerukan segera dilakukan. Semua langkah cepat yang ia tempuh merupakan bagian dari tanggung jawab, bukan alasan.
Dangkalnya alur Pelabuhan Pulau Baai adalah warisan lama. Tapi hari ini, di bawah kepemimpinannya, harapan baru sedang dikerjakan dengan nyata.
*Penulis adalah Jurnalis di Kota Bengkulu